Pages

How I Met My Fiancé (Part 1)

Percaya atau tidak, kami bertemu belum ada 1 tahun. Baru 10 bulan kenal, dan baru berpacaran selama 5 bulan. Hal yang membuat orang kadang terkejut bahkan jijik adalah cara kami bertemu.


Bulan Januari 2018, aku mengetahui bahwa laki-laki yang aku pacari memiliki wanita lain yang ia tiduri minimal seminggu sekali. Bagaimana cara aku mengetahuinya kau tanya? Dari wanita simpanannya yang tanpa malu dan tanpa rasa bersalah memberitahuku. Tidak terkejut sebenarnya, karena memang dari awal aku tau dia bukan laki-laki baik-baik dan aku sama sekali tidak pernah membayangan hidupku dengan dia. Saat aku mengetahui hal itu aku sama sekali tidak merasa sedih, hanya marah merasa tersinggung. Tersinggung karena laki-laki murahan itu berhasil menipuku. My pride, my intelligence was offended.

Setelah itu, aku tidak mau dibodohi lagi, apalagi sama laki-laki bodoh macam yang itu. Aku memutuskan untuk tidak berpacaran dan hanya akan menerima laki-laki jika dia serius. Tapi ternyata diperjalananku mencari yang serius aku bertemu laki-laki baik hati yang menyayangi aku, namun ada tembok yang menghalangi. Tembok ini diluar kuasaku. Iya, kami sangat jauh, karena sudah bukan jarak yang memisahkan, melainkan agama.

Awalnya aku berpikir mungkin ini bisa berjalan, mungkin. Namun aku sadar, ini sulit. Akhirnya kami hanya berhubungan sebagai teman dekat saja. Walaupun sulit bagi dia untuk melihat aku dengan yang lain, tapi ya harus... suck it up dude! we weren't meant to be, okay?!

Salah satu temanku, yang sudah seperti kakakku sendiri, Kak Nabila, juga amat tidak menyukai hubunganku dengan laki-laki yang memegang rosario ini. Sudah berkali-kali Kak Nab menyuruhku untuk tidak menghiraukannya namun aku masih saja ladeni dia. Jadilah suatu hari saat itu, Kak Nab bilang "Ji, gue harus cariin lo cowok yang bener, gue bakal bikinin lo tinder!"


Jeng, jeng, jeng!


Tinder?! TIDAKKKKKKKK..


Tapi gapapa deh, masalahnya Kak Nab sendiri kenal sama suaminya yang sekarang ya berkat tinder. Sepupu Kak Nab juga kenal sama pacar-pacarnya dari tinder. Jadi, aku pasrah. Beberapa menit setelah akun tinderku dibuat, aku cek untuk lihat siapa aja yang Kak Nab deketin. Eh ya Allah.. murahan banget eyke dibuatnya. Sapa semua cowok dan langsung ngedeketin. BUKAN JIAN BANGET YA ALLAH. Malu kan ya, walaupun itu Kak Nab yang chat tapikan cowok-cowok itu taunya aku yang chat. Kan, muka aku yang dipampang diakun itu. Akhirnya aku coba lah swipe-swipe sendiri. Terus nemu cowok gondrong chubby-chubby manja bernama Alfar.


Awal aku swipe Alfar ini, Kak Nab gak begitu setuju, mungkin karena dia gondrong kali ya.. Tapi setelah disapa Alfar dengan Assalamualaikum, bukan cuma Kak Nab, aku juga terpana. Satu-satunya cowok yang menyapaku dengan Assalamualaikum cuma dia. Hehe.


Setelah berbincang singkat dengan Alfar, betapa terkejutnya aku mengetahui bahwa dia adalah KAKAK KELASKU KETIKA SMP DULU. Aku sama sekali tidak mengenalinya, mungkin karena circle pertemanan kami yang memang sangat jauh. Melihatnyapun aku tidak pernah. Kayaknya. Dari situ yang tadinya aku sedikit parno, akhirnya aku merasa agak lega karena setidaknya aku tau aku pernah bertemu dengan dia (walaupun aku sama sekali tidak pernah merasa bertemu, tapi pasti pernah bertemu! kami satu sekolah 2 tahun lamanya, kok)